Rabu, 16 Februari 2022

REVIEW SNI & ISO

 

Perbedaan ISO dan SNI (The International Organization for Standardization & Standar Nasional Indonesia)

Apa Itu SNI (Standar Nasional Indonesia)

Standar Nasional Indonesia atau SNI adalah sebuah standarisasi yang berlaku skala nasional di Indonesia, SNI sendiri dirumuskan dan di disusun oleh panitia teknis yang ditetapkan oleh BSN atau Badan Standardisasi Nasional

Standar nasional Indonesia ini dirancang untuk melindungi konsumen dari barang, produk, atau layanan yang tidak bermutu. Dan standar ini juga untuk menerapkan standar yang sesuai bagi para produsen. Selain itu SNI juga dibentuk agar produk-produk lokal bisa memenangkan persaingan dagang/bisnis di dalam negeri, dengan standarisasi yang sudah dikenal oleh masyarakat.

Kegiatan standardisasi sendiri meliputi standar penilaian kesesuaian (conformity assessment) , yang dilakukan secara terpadu, agar produk bisa berkembang secara berkelanjutan sehingga dapat memantapkan dan meningkatkan mutu kelas nasional. 

BSN melalui SNI juga bertanggung jawab untuk mempermudah serta memperlancar perdagangan dan melindungi kepentingan umum. Untuk melakukan pembinaan, mengenmbangkan serta mengorganisir kegiatan standariasi nasional. 

Perbedaan SNI dan ISO

Seperti yang sudah dibahas di artikel sebelumnya, bahwasanya ISO adalah standar internasional yang layak untuk diterapkan di perusahaan/organisasi, untuk sistem manajemen kualitas, sistem keamanan, dampak lingkungan, keselamatan kerja dan lainnya.

Sedangkan SNI adalah standarisasi nasional yang dirancang oleh BSN untuk menjaga kualitas atau mutu suatu produk, agar konsumen mendapatkan produk yang layak guna dan pakai. Lalu apa perbedaan SNI dan ISO? International Organization for Standardization (ISO) adalah sebuah organisasi internasional yang berisikan para anggota dari hampir seluruh Negara di dunia, termasuk Indonesia. Yang berfungsi sebagai tim perumusan dan penerbitan standar internasional. 

Sudah ada banyak sekali standar yang diterbitkan oleh ISO, bahkan jumlahnya mencapai ribuan. Salah satu standar yang paling banyak digunakan adalah ISO 9001 dengan versi terbarunya yakni ISO 9001 : 2015, yang di peruntukan Sistem Manajemen Mutu (Quality Management Systems)Sedangkan SNI atau Standar Nasional Indonesia adalah standar Nasional yang dirumuskan dan diterbitkan oleh BSN (Badan Standardisasi Nasional) dan berlaku hanya di wilayah Indonesia. Sampai sekarang SNI juga telah banyak menerbitkan standar yang jumlahnya mencapai 6000, mulai dari Standar produk, standar kompetensi, standar pengujian, standar manajemen mutu yang juga mengadopsi ISO 9001, dan masih banyak lainnya. 

Jadi perbedaan SNI dan ISO terletak pada perumusan dan tujuan dari dibuatnya standar, apabila SNI diperuntukan untuk standar Nasional Indonesia, yang artinya syarat dan ketentuannya harus sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia.Sedangkan ISO dirancang dan dirumuskan oleh anggota dari hampir seluruh Negara, yang bertujuan untuk membuat paten atau standar yang berlaku di seluruh dunia, dengan pertimbangan bahwa kebijakan dan ketentuannya dapat digunakan secara global. 

REVIEW STANDAR INDUSTRI

 

STANDAR INDUSTRI

“Standar Industri adalah ketentuan-ketentuan terhadap hasil produksi industri yang di satu segi menyangkut bentuk, ukuran, komposisi, mutu, dan lain-lain serta di segi lain menyangkut cara mengolah, cara menggambar, cara menguji dan lain-lain.” (Pasal 1 Angka 16 UU Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian).

Standar Industri Indonesia (SII) adalah standar mutu produk hasil industri Indonesia yang diterapkan atas dasar Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 210 tahun 1979 tentang Penetapan Kembali Standardisasi Industri, dan Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 130 tahun 1980 tentang Petunjuk Pelaksanaan tanda - tanda SII.

SII disusun oleh Pusat Standardisasi Industri di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Departemen Perindustrian, dan ditetapkan atas dasar konsensus Nasional. Dipandang dari segi penerapannya, ada dua jenis SII, yakni SII wajib dan SII suka rela. Sii wajib adalah standar mutu produk yang wajib diikuti produsen untuk beberapa jenis produk tertentu yang menyangkut keamanan dan keselamatan orang banyak, misalnya semen, besi beton, kabel,lampu, pelat baja, kaca lembaran,dll. Sedangkan SII sukarela adalah standar mutu produk yang dianjurkan, tetapi tidak diwajibkan kepada produsen, SII suka rela meliputi berbagai produk makanan, minuman, tekstil, dan sebagainya.

Manfaat penerapan SII 1. Manfaat SII bagi produsen:

- Perencanaan dan pengembangan produk lebih mudah, terarah, dan efektif;

- Pengawasan mutu lebih mudah;

- Karena bahan baku juga standar, proses produksi lebih efisien;

- Mutu produk lebih terjamin dan terpercaya, sehingga lebih mudah memasarkannya ke dalam dan ke luar negeri.

2. Manfaat bagi konsumen

- Konsumen tahu dengan pasti mutu produk yang dibelinya;

- mempermudah konsumen membeli produk;

- Keamanan dan keselamatan pemakaian produk lebih terjamin.

3. Manfaat SII bagi pemerintah:

- mempermudah pengawasan atas produk - produk yang dihasilkan berbagai jenis industri.

- Usaha pembinaan industri ke kondisi usaha yang lebih sehat mudah dilaksanakan.

- mendorong peningkatan ekspor hasil industri.

Review UU No 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran

Undang-undang No. 11 Tahun 2014 mengenai Keinsinyuran berisikan tentang hal hal-hal peraturan yang telah diatur oleh negara dan tertulis di UU mengenai aturan yang mengatur keinsinyuran.

Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. keinsinyuran merupakan kegiatan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-undang no. 11 tahun 2014 mengenai keinsinyuran ini terdiri dari 15 BAB dan 56 Pasal, yang mana dalam UU tersebut sudah dijelaskan secara rinci mengenai keinsinyuran.

Bab I berisi 1 pasal yang menjelaskan ketentuan umum mengenai keinsinyuran.

Bab II berisi 3 pasal yang menginformasikan mengenai Asas, Tujuan, dan Lingkup Keinsinyuran.

Bab III berisi 1 pasal yang didalamnya terdapat apa saja cakupan keinsinyuran.

Bab IV berisi 1 pasal yang menjelaskan mengenai standar keinsinyuran.

Bab V berisi 3 pasal yang menjelaskan mengenai program profesi insinyur

Bab VI berisi 8 pasal yang menjelaskan cara mendapatkan surat tanda registrasi insinyur serta menjelaskan semua yang berkaitan dengan registrasi keinsinyuran.

Bab VII berisi 5 pasal yang menjelaskan semua yang berkaitan dengan insinyur asing yang melakukan praktik keinsinyurannya di Indonesia.

Bab VIII berisi 1 pasal yang menjelaskan mengenai perkembangan keprofesian keberlanjutan.

Bab IX berisi 6 pasal yang dimana dibagi menjadi 3 bagian diantaranya, bagian pertama menjelaskan mengenai hak dan kewajiban insinyur, bagian kedua menjelaskan mengenai hak dan kewajiban pengguna keiinsunyuran, dan bagian ketiga menjelaskan mengenai Hak dan Kewajiban pemanfaat keinsinyuran.

Bab X berisi 6 pasal yang menjelaskan mengenai dewan insinyur Indonesia.

Bab XI berisi 9 pasal yang menjelaskan mengenai Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Bab XII berisi 5 pasal yang menjelaskan mengenai pelaksanaan pembinaan keinsinyuran.

Bab XIII berisi 2 pasal yang menjelaskan ketentuan pidana mengenai keinsinyuran.

Bab XIV berisi 2 pasal yang menjelaskan mengenai ketentuan peralihan.

Bab XV berisi 3 pasal yaitu ketentuan penutup.

Transformasi Digital

 

 Apa Itu Transformasi Digital?

Mengenal Transformasi Digital

Transformasi digital adalah proses dalam menggunakan teknologi digital untuk menciptakan hal baru atau memodifikasi proses bisnis, budaya, dan pengalaman pelanggan yang ada untuk memenuhi perubahan model bisnis dan kebutuhan pasar. Konsep baru bisnis di era digital ini juga akibat dari adanya transformasi digital.

Transofrmasi digital dapat mengubah organsiasi bisnis untuk melampaui peran bisnis konvensional seperti penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan. Sebaliknya, transformasi digital dimulai dan diakhiri dengan bagaimana cara Anda memikirkan, dan terlibat dengan pelanggan Anda. Saat Anda beralih dari bentuk kertas ke aplikasi pintar untuk mengelola bisnis, Anda memiliki kesempatan untuk menjalankan bisnis dan melibatkan pelanggan dengan menggunakan teknologi digital.

Meskipun transformasi digital sebagian besar digunakan dalam konteks bisnis, transformasi digital juga berdampak pada organisasi lain seperti institusi pemerintah, lembaga publik, dan organisasi yang terlibat dalam mengatasi tantangan sosial seperti polusi dan populasi dalam suatu daerah dengan memanfaatkan satu atau lebih dari teknologi yang sudah ada dan yang baru muncul.

Transformasi digital bukan hanya tentang teknologi dalam bentuk fisik saja. Ini tentang nilai, pengoptimalan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat saat diperlukan melalui penggunaan teknologi dan informasi yang cerdas.

Di beberapa negara, seperti Jepang, transformasi digital bahkan bertujuan untuk memengaruhi semua aspek kehidupan dengan inisiatif Society 5.0 yang diimplementasikan di negara tersebut (yang memiliki beberapa kesamaan dengan visi transformasi industri 4.0).

Transformasi digital adalah transformasi mendalam dari bisnis dan aktivitas organisasi yang mencangkup proses, kompetensi serta model bisnis untuk sepenuhnya memanfaatkan perubahan dan peluang dari perpaduan teknologi digital dan dampaknya yang semakin cepat di seluruh masyarakat dengan cara yang strategis dan diprioritaskan, dengan perubahan saat ini dan di masa depan. 

Dampak Transformasi Digital Terhadap Bisnis

Transformasi digital akan membuat bisnis untuk saling terintegrasi dan terkoneksi. Hal itu bertujuan agar sebuah organisasi bisnis dapat berkembang dan siap menghadapi zaman yang baru. Jika tidak, bisnis tersebut akan tertinggal karena tidak mampu untuk beradaptasi dengan kebiasaan yang baru. Transformasi digital membawa banyak pengaruh terhadap berbagai aspek dalam bisnis itu sendiri. Berikut adalah beberapa aspek bisnis yang terpengaruh oleh adanya transformasi digital:

• Kegiatan atau fungsi bisnis: pemasaran, operasi, sumber daya manusia, administrasi, customer service, dan lainnya.

• Proses bisnis: satu atau lebih operasi, aktivitas, dan rangkaian yang terhubung untuk mencapai tujuan bisnis tertentu, di mana manajemen proses bisnis, pengoptimalan proses bisnis, dan otomatisasi proses bisnis masuk ke dalam gambaran dengan teknologi baru seperti otomatisasi proses robotik. Optimalisasi proses bisnis sangat penting dalam strategi transformasi digital dan di sebagian besar industri merupakan perpaduan antara tujuan yang dihadapi pelanggan dan tujuan internal bisnis saat ini.

• Model bisnis: bagaimana bisnis dapat berfungsi dengan semestinya, dari pendekatan masuk ke pasar dan proposisi nilai hingga cara mencari uang yang secara efektif dapat mengubah inti bisnis itu sendiri, memanfaatkan sumber pendapatan dan pendekatan baru, terkadang bahkan menjatuhkan model bisnis konvensional.

• Ekosistem bisnis: jaringan mitra dan pemangku kepentingan, serta faktor kontekstual lainnya yang mempengaruhi bisnis seperti peraturan atau prioritas dan evolusi ekonomi. Ekosistem baru dibangun antara perusahaan dengan berbagai latar belakang di atas jalinan transformasi digital, informasi, di mana data dan kecerdasan yang dapat ditindaklanjuti menjadi aset inovasi.

• Manajemen aset bisnis: di mana fokusnya terletak pada aset tradisional tetapi, pada aset yang kurang 'berwujud' seperti informasi dan pelanggan (meningkatkan pengalaman pelanggan adalah tujuan utama dari banyak "proyek" transformasi digital dan informasi adalah sumber kehidupan bisnis, teknologi evolusi dan segala bentu hubungan manusia). Baik pelanggan maupun informasi perlu diperlakukan sebagai aset nyata dalam semua perspektif.

• Budaya organisasi: di mana harus ada tujuan yang jelas berpusat pada pelanggan, gesit, dan secara sadar dicapai dengan memperoleh kompetensi inti di seluruh bidang seperti kematangan dalam menghadapi dunia digital, kepemimpinan, pengetahuan dalam pekerjaan, dan sebagainya yang mungkink berpengaruh terhadap masa depan bisnis. Budaya organisasi juga tumpang tindih dengan proses, aktivitas bisnis, kolaborasi, dan transformasi digital di sisi TI. Untuk membawa aplikasi lebih cepat ke pasar, diperlukan suatu perubahan. Itulah inti dari DevOps, yaitu pengembangan dan operasi. Agar TI dan OT dapat bekerja sama dalam bisnis / proses / aktivitas, perubahan juga diperlukan (bukan hanya teknologi informasi dan operasional, tetapi juga proses, budaya, kolaborasi).

• Model ekosistem dan kemitraan:  Hal ini dapat ditandai dengan munculnya pendekatan kooperatif, kolaboratif, penciptaan bersama dan yang terakhir tetapi tidak akan hilang, pendekatan ekosistem bisnis yang sama sekali baru, yang mengarah ke model bisnis baru dan sumber pendapatan baru. Ekosistem akan menjadi kunci dalam ekonomi sebagai layanan dan dalam mencapai kesuksesan transformasi digital.

• Pendekatan dengan pelanggan, pekerja dan mitra: Transformasi digital menempatkan orang dan strategi di atas teknologi. Perubahan perilaku, ekspektasi dan kebutuhan setiap pemangku kepentingan sangatlah penting. Hal ini diekspresikan dalam banyak subproyek perubahan di mana customer-centricity, pengalaman pengguna, pemberdayaan pekerja, model tempat kerja baru, dinamika mitra saluran yang berubah, dll semuanya masuk dalam gambaran nyata. Penting untuk diperhatikan bahwa teknologi digital tidak pernah menjadi satu-satunya jawaban untuk menangani aspek manusia mana pun, mulai dari kepuasan pekerja hingga peningkatan pengalaman pelanggan. Seseorang akan mulai melibatkan, menghormati, dan memberdayakan orang lain sebagai tujuan utama, teknologi adalah pendorong tambahan dan menjadi opsi pendukung untuk mencapai target bisnis.